Karikatur diambil dari FB: israellovesira |
Lamhaba_Hidayatullah.com--Opini yang mengatakan hanya Iran Negara yang konsen mendukung Hamas dipertanyakan oleh Tiar Anwar Bachtiar. Pengarang buku “Mengapa Hamas Dibenci Israel” ini menyatakan dalam sejarah, Iran belum pernah sama sekali terlibat perang melawan Israel.
“Klaim itu perlu dibuktikan,” tegasnya kepada hidayatullah.com, Rabu (11/07/2012) menanggapi pernyataan Anggota Dewan Revolusi Iran, Prof Rahimpour Hassan Azghadi.
Tiar mencontohkan pada kasus Mesir. Peralihan kepemimpinan dari Husni Mubarak ke Muhammad Mursy mampu mengubah peta Mesir dan Palestina. Mursy yang berasal dari kelompok Al Ikhwan seperti Hamas juga diterima baik oleh Arab Saudi.
“Artinya secara prinsip Arab Saudi sangat mendukung Hamas dan Palestina untuk merdeka,” katanya yang juga menjelaskan derasnya dukungan masyarakat sipil Arab kepada Hamas tidak bisa dikesampingkan.
Begitu pun ketika rombongan relawan Kapal Mavi Marmara dari berbagai negara melakukan perjuangan untuk membantu warga Gaza.
“Mereka pasti ingin bertemu Hamas, bukan Fatah,” ujarnya. “Jadi tidak betul hanya Iran yang mendukung Hamas,” sambungnya.
Terkait dengan pernyataan Hassan bahwa politik luar negeri Iran tidak pernah mengandung kepentingan Syiah, Tiar memiliki pandangan tersendiri. Meski, tidak selamanya diplomasi Iran melulu mengandung muatan teologis, tetapi tetap saja dasar ideologis itu pasti menyertai setiap kebijakan Iran.
“Jadi tidak mungkin faktor ideologi dikesampingkan begitu saja. Apalagi Iran memang mendeklarasikan Syiah sebagai ajaran resminya,” tandasnya.
Ketua Umum PP Pemuda Persis ini menyimpulkan dukungan Iran kepada Palestina tidak lebih kepada muatan ekonomi dan politik. Palestina menjadi menarik karena ia bersinggungan dengan geopolitik Timur Tengah.
“Siapa yang menguasai Palestina, maka dia akan menguasai jantung dunia. Makanya Palestina akan menjadi rebutan,” papar kandidat Doktor Sejarah UI ini.*
Sumber :hidayatullah.com
Tiar mencontohkan pada kasus Mesir. Peralihan kepemimpinan dari Husni Mubarak ke Muhammad Mursy mampu mengubah peta Mesir dan Palestina. Mursy yang berasal dari kelompok Al Ikhwan seperti Hamas juga diterima baik oleh Arab Saudi.
“Artinya secara prinsip Arab Saudi sangat mendukung Hamas dan Palestina untuk merdeka,” katanya yang juga menjelaskan derasnya dukungan masyarakat sipil Arab kepada Hamas tidak bisa dikesampingkan.
Begitu pun ketika rombongan relawan Kapal Mavi Marmara dari berbagai negara melakukan perjuangan untuk membantu warga Gaza.
“Mereka pasti ingin bertemu Hamas, bukan Fatah,” ujarnya. “Jadi tidak betul hanya Iran yang mendukung Hamas,” sambungnya.
Terkait dengan pernyataan Hassan bahwa politik luar negeri Iran tidak pernah mengandung kepentingan Syiah, Tiar memiliki pandangan tersendiri. Meski, tidak selamanya diplomasi Iran melulu mengandung muatan teologis, tetapi tetap saja dasar ideologis itu pasti menyertai setiap kebijakan Iran.
“Jadi tidak mungkin faktor ideologi dikesampingkan begitu saja. Apalagi Iran memang mendeklarasikan Syiah sebagai ajaran resminya,” tandasnya.
Ketua Umum PP Pemuda Persis ini menyimpulkan dukungan Iran kepada Palestina tidak lebih kepada muatan ekonomi dan politik. Palestina menjadi menarik karena ia bersinggungan dengan geopolitik Timur Tengah.
“Siapa yang menguasai Palestina, maka dia akan menguasai jantung dunia. Makanya Palestina akan menjadi rebutan,” papar kandidat Doktor Sejarah UI ini.*
Sumber :hidayatullah.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar