Kurangi Konsumsi Nasi untuk Ketahanan Pangan
Ilustrasi |
Masih
tingginya angka konsumsi beras di Indonesia dibandingkan negara-negara
Asia dan dunia membuat Ir. Mewa Ariani, peneliti sekaligus perwakilan
dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten merasa sangat prihatin.
Padahal Indonesia terkenal dengan negara agraris dan negara dengan
potensi pangan.
“Adanya perubahan iklim dan banyaknya konversi lahan, kemudian kita
memakan nasi, lalu mau ditanam dimana padi? Untuk menanam padi perlu
5000 ribu liter air,” paparnya saat menjadi salah satu narasumber
Talkshow “One Day No Rice” yang diadakan oleh Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat prodi Gizi UI di Aula Terapung Universitas
Indonesia, Rabu (24/10/2012) kemarin.Ia mengungkapkan agar pemerintah membuat program swasembada berkelanjutan, program diversifikasi pangan untuk meningkatkan daya saing nilai ekspor dan meningkatkan kesejahteraan pangan.
Menurutnya, orang Indonesia harus lebih mengurangi konsumsi nasi untuk terciptanya ketahanan pangan. Program “One Day No Rice” sudah dipraktekkan di Kota Depok, untuk mengurangi konsumsi beras dan untuk diversifikasi.
Indonesia, ungkap lulusan Institut Pertanian Bogor ini, belum bisa memproduksi gandum secara massal karena iklimnya berbeda yaitu iklim tropis. Impor gandum, saat ini dua kali lipat dibandingkan pada tahun 2010.
“Mindset kita harus kita diubah dan cara makan kita harus kita ubah. Seperti berhentilah sebelum kenyang, makanlah kalau kita lapar. Jangan makan sebelum kita benar-benar lapar,” sarannya. [hidayatullah.com]
Tidak ada komentar
Posting Komentar