Demokrat 'PD' Hadapi Celoteh 'Si Anak Durhaka'
Pengurus Demokrat, pada pembukaan silatnas di Bogor (14/12/2012)/foto, kompas.com |
JAKARTA, — Dulu teman, sekarang lawan. Begitulah Partai Demokrat memandang salah satu mantan kadernya, Muhammad Nazaruddin.
Mantan
Bendahara Umum Partai Demokrat itu sepanjang 2012 tak henti-hentinya
berkicau. Ia menyerang sejumlah politisi partai itu. Bukan sekadar
omong kosong, sejumlah omongan Nazaruddin pun nyatanya terbukti, seperti
penggiringan proyek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akhirnya
menyeret Angelina Sondakh, hingga perkara dugaan korupsi proyek Hambalang di
Kementerian Pemuda dan Olahraga yang menyeret Sekretaris Dewan Pembina
Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng. Dalam proyek Hambalang,
Nazaruddin juga tak hentinya menyebut keterlibatan Ketua Umum Partai
Demokrat Anas Urbaningrum.
Sekretaris Departemen Pemberantasan
Korupsi dan Mafia Hukum Partai Demokrat, Carrel Ticualu, bahkan menyebut
sosok Nazaruddin sebagai "Si Anak Durhaka". "Memang sudah adatnya anak
durhaka nyanyi terus sekalipun suaranya sumbang, tetap saja dia nyanyi.
Sekalipun orang sudah pekak telinganya mendengar suara sumbang dia,"
kata Carrel, Jumat (4/1/2013), di Jakarta.
Memasuki tahun 2013
yang disebut-sebut tahun politik, kicauan Nazaruddin jelas bisa
membahayakan Partai Demokrat yang tengah berusaha mengembalikan citranya
sebagai partai antikorupsi. Citra partai itu bisa tambah buruk. Sebab, adik Andi Mallarangeng,
Rizal Mallarangeng, kini mulai secara rutin membuat jumpa pers tentang
perkara Hambalang yang mulai menyinggung sejumlah petinggi Demokrat.
Namun,
kicauan-kicauan itu, diakui Carrel, akan dihadapi dengan percaya diri
oleh Partai Demokrat pada tahun ini. "Demokrat akan selalu 'PD' karena
moto 'Katakan Tidak pada Korupsi' tetap berlaku sepanjang hidup Partai
Demokrat," ucap politisi yang juga bekerja sebagai advokat ini.
Carrel
berharap, tahun 2013, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berani
menentukan batas waktu kasus-kasus besar yang ditanganinya. "Kalau tanpa
batas waktu, isu dan opini dibiarkan berkembang secara liar tanpa ada
klarifikasi dari KPK yang cenderung menganiaya pihak-pihak tertentu yang
belum tentu bersalah," ujarnya.
Untuk itu, Carrel mengatakan KPK
harus menyiapkan penyidiknya bekerja cerdas dan cepat untuk mendapatkan
bukti untuk menyeret orang-orang yang bersalah dan memberikan
klarifikasi untuk orang-orang yang tidak dapat diperoleh bukti hukum
yang kuat. "Supaya tidak menyandera orang yang tidak bersalah, tapi
sudah diopinikan secara sesat," katanya.
sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar