Mengembalikan Pesona Mahasiswa
Ilustrasi |
{Tulisanmu}
Dulu para mahasiswa bilang “Eh,jangan berantem melulu lah…kayak preman saja”.Tapi sekarang preman menyeletuk
“Eh, jangan berantem melulu lah,..kayak mahasiswa aja kau ini”.
Sebegitu burukkah image mahasiswa di mata masyarakat? Sehingga
kelakuannya menggeser (bahkan lebih buruk) dari pada preman. Sepertinya
memang akhir-akhir ini status mahasiswa terpaksa dinodai dengan beberapa
insiden yang membuat status mahasiswa anjlok kemuliaannya di mata
masyarakat. Namun, tentu tidak semua mahasiswa yang melakukan perbuatan
yang demikian. Tidak bisa menilai dan menghakimi seseorang hanya dari
satu momentum saja. Dan tidak bisa menghakimi sekelompok orang hanya
karena ulah seseorang. Maka, status mahasiswa tidak adil rasanya jika
diturunkan kemuliaannya hanya karena ada mahasiswa lain yang berkelakuan
tidak seharusnya. Masih ada (dan pasti ada) sisi baik dan mulia dalam
diri mahasiswa yang membuat mahasiswa bangga berstatus mahasiswa.
Menilik
ke belakang, sejarah yang ditorehkan mahasiswa. Dimulai dari
kebangkitan bangsa dipelopori oleh para mahasiswa kedokteran STOVIA
Belanda yang menjadi inspirasi perlawanan kepada penjajah hingga mampu
menggelorakan semangat pemuda dan bangsa untuk hidup merdeka. Dalam
proses proklamasi kemerdekaan para mahasiswa kembali menjadi pelopor
yang menyebabkan negeri ini memproklamirkan dirinya sebagai bangsa
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan bisa jadi jika bukan karena
darah muda para mahasiswa, kita akan memperingati hari kemerdekaan bukan
pada tanggal 17 Agustus. Pada saat reformasi, para mahasiswa adalah
garda terdepan yang mengubah arah angin dan posisi rakyat yang
sebelumnya selalu berada di bawah kesewenang-wenangan tirani.
Itu
adalah beberapa dari sekian prestasi yang ditorehkan para mahasiswa.
Maka tidak benar jika mahasiswa hanya bisa demo, apalagi main kekerasan.
Mahasiswa tetap pada khitahnya dan tegar dengan fungsinya; agen of
change, iron stock dan social control.
Mahasiswa masih memiliki
kepedulian. Di setiap bencana, selalu mahasiswa melakukan aksi
mengundang peduli, simpati dan empati. Dari bencana Wasior, Merapi
meletus dan tsunami Mentawai, mahasiswa menunjukkan kepeduliannya dengan
melakukan penggalangan dana yang dilakukan secara institusi (kampus
tertentu) dan secara bersama bahkan gerakan nasional. Misalkan adanya
aliansi BEM Seluruh Indonesia yang melakukan penggalangan dana serentak.
Ada juga FSLDK yang juga melakukan aksi serupa. Pada bencana tsunami
Mentawai, Sumatera Barat selama 2 minggu pasca tsunami, hampir di setiap
simpang-pusat kota selalu ada mahasiswa melakukan penggalangan dana
dengan berdiri di jalan, di perempatan lampu merah. Bukan saja waktu dan
tenaga yang mereka korbankan, tetapi bahkan nyawa dengan resiko
tertabrak kendaraan misalnya.
Mahasiswa juga masih berani. Berani
mengingatkan kebijakan yang tidak bijak. Penggunaan sistem KRS online
yang tidak memihak kepada mahasiswa ditanggapi BEM KM Unand dengan
melakukan aksi menuntut dibukakan kembali pendaftaran via online yang
memang masih bermasalah. Dan mereka yang beraksi pada saat itu, bahkan
tidak membawa misi pribadi. Artinya, mereka bukanlah yang bermasalah
dengan daftar ulang. Hanya karena memperjuangkan nasib kawan-kawannya
dan memperingatkan pemimpin mereka, alasan mereka melakukan itu.
Mereka
juga masih berani mengingatkan para pemimpin mereka untuk sangat
memperhatikan masalah pelayanan di kampus. Adanya pungutan liar dan
pungutan jinak (pungutan perpanjangan KTM dan pemotongan beasiswa-
illegal) mereka sampaikan kepada pemimpin mereka agar tidak ada lagi hal
yang demikian ada di kampus mereka.
Mahasiswa berani
memperingatkan pemimpin mereka (gubernur) dan presiden untuk tidak
melakukan hal-hal yang membuat perasaan rakyat teriris. BEM KM Unand
mendatangi langsung kantor Gubernur Sumbar untuk cek mengenai kepergian
Gubernur ke luar negeri. Surat cinta untuk Presiden, adalah ungkapan
kegelisahan terhadap kinerja pemerintah yang kurang dirasakan untuk
kesejahteraan rakyat.
Mahasiswa pun masih tanggap dengan sekitar.
Peringatan Hari Anti Korupsi se-Dunia tidak dilewatkan begitu saja tanpa
aksi mengingatkan semua pihak untuk awas dengan budaya laten korupsi.
Mendesak kejaksaan dan pihak terkait untuk serius memberantas
kasus-kasus korupsi.
Dan masih banyak lagi kontribusi mahasiswa
untuk masyarakat sekitar dan bangsa ini. Mereka tetap mempersiapkan diri
untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan bangsa ini. Di manapun
mereka berada. Akan selalu menjawab pertanyaan gelisah dari bangsa ini
akan hadirnya harapan baru untuk membawa bangsa ini kepada takdir yang
lebih baik.
Tidak ada komentar
Posting Komentar